media komunikasi dan informasi

Minggu, 15 Januari 2012

MATERI AJAR KESENIAN

BAB I
MENGAPRESIASI KARYA SENI MUSIK
I.I. APRESIASI SENI
A. Pengertian dan Definisi Seni
Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
Seni adalah salah satu unsur kebudyaan yang tumbuh dan bekembangsejajar dengan perkembangan manusia selaku penggubah dan penikmat seni. Kebudayaan adalah merupakan hasil pemikiran, karya dan segala aktifitas yang merefleksi naluri secara murni. Dari naluri yang alami itu maka akan menumbuhkan nilai estetis / keindahan. Dengan seni kita dapat memperoleh sebuah kenikmatan. Kenikamatan seni bukanlah bersifat fisik lahiriah tetapi kenikmatan batin yang muncul bila kita bisa menangkap dan merasan simbol – simbol keindahan itu.
Keindahan tidak bisa lepas dari yang namanya seni. Maka apakah yang disebut seni itu. Para ahli bayak yang memberikan difinisi dari seni yang antar lain :
a. Seni adalah segala bentuk keindahan yang diciptakan oleh manusia
b. Seni adalah segala ciptaan manusia yang lahir dari perasaan keindahan sehingga dapat menggerakan perasaan manusia
c. Seni merupakan sesuatu yang di lakukan orang bukan atas kebutuhan pokok tetapi kebutuhan yang lain
d. Seni adalah buatan manusia yang dapat menimbulkan efek psikologis orang lain yang menangkapnya
e. Seni merupakan kegitan rohani manusia yang bentuk dan isinya dapat berdaya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam jiwanya
f. Seni merupakan pengalaman karya menusia yang mengkomunikasikan pengalaman bathin yang disajikan secara indah dan menarik sehingga dapat menimbulkan pengalaman pada orang lain.
Dari semua itu dapat di simpulkan pada cakupan hal :
1. bahwa seni adalah karya manusia
2. bahwa seni merupakan sebuah merupakan sarana komunikasi
3. bahwa seni tidak terbatas pada suatu hal yang secara fisik indah tetapi hal yang diluar keindahan konvesional sebagai sebuah seni
Seni sebagai estetika
Ketika kita bicara seni maka sebenarnya kita bicara yang namanya estetika. Estetika itu berada diluar dari pada logika atau etika. Maka menurut ahli ada beberapa pendekatan:
1. Keindahan suatu benda terletak pada perwujudan dari keempurnaan karateristik dan adanya jiwa atau roh di dalamya
2. Keindahan merupakan suatu kesatuan yang teratur dari bagian yang mempuyai hubungan yang erat satu dan yang lain
3. Keindahan ditinjau dari dua sisi, yaitu:
Obyektif: keindahan sebagai keserasian suatu obyek terhadap tujuan dan fungsinya
Subyektif: keindahan yang tanpa ada perenungan dengan logika dan konesp dan tanpa disangkutkan dengan kegunaan yang praktis
Seni sebagai kreatifitas
Manusia memiliki akal, kalbu, emosi, nafsu dan kemampuan. Maka di situ ada sebuah proses untuk berkreasi seni, maka dia memilki ciri yaitu:
• Unik
Unik yang merupakan suatu yang lain dari pada yang belum pernah dibuat sebelumnya baik hal ide, tehnik dan media
• Individual
Artinya memiliki kekhususan ciri dari si pembuat yang di dalamnya ada pandangan, penghayatan, pengalaman dan tehnik.
• Ekspresif
Seni sebagai curahan batin yang berupa penjabaran ide, renungan, perasaan, dang pengalaman seniman
• Universal
Karya yang dapat dinikmati semua lapisan masyarakat
• Survival s
Sebuah seni yang bisa dinikmati sepanjang masa dari generasi ke generasi berikutnya
B. Cabang – Cabang Seni:
Perkembnagn seni yang ada di masyarakat sangat beragam. Tetapi dapat di kelompokan bedasarkan unsur utamanya yaitu:
• Seni rupa
• Seni pertunjukan
• Sni media
• Seni sastra
C. Fungsi Seni
Berdasarkan fungsinya sebagai bentuk kebutuhan maka seni di kelompokan menjadi:
Fungsi individual atau primer
Fungsi ini seni merupakan ungkapan penglaman kehidupan yang bergairah dan bermakna yang diwujudkan dalam bentuk garapan yang berorentasi pada nilai kehidupan. Hal ini akan mempengaruhi fisik maupun emosional.
Fungsi sosial atau sekunder
Fungsi ini sebuah seni menjadi sarana untuk keperluan yang lain di luar seni itu sendiri. Fungsi ini bekembang luas maka dapat di kelompokan dalam bidang:
• Hiburan /rekreasi
Seni dapat di jadikan sebgai sarana untuk melepas kejenuhan/ kepenatan hidup dalam sejenak.
• Komunikasi
Seni dapat digunakan untuk menyampaikan sesutau kepada orang lain. Terutama berupa informasi atau himbauan dan kebijakan pada masyarakat
• Pendidikan
Seni merupan saran penunjang untuk membentuk jiwa manusia atau budi pekerti manusia. Karena yang diolah dalam seni itu adalah rasa atau perasaan manusia.
• Religi/ ritual/keagamaan
Dalam agama ada nilai pendekatan pada yang mencipta, maka seni merupakan sebuah sarana pendekatan diri. Ada sebuah ajaran bahwa suara seni adalah suara tuhan.
I.II. APRESIASI SENI MUSIK
A. Pengertian Musik
Seni musik adalah sebuah hasil karya yang di wujudkan dalam bentuk suara. Seni musik merupakan gagasan isi hati yang dicetuskan dan dikeluarkan secra teratur dan indah dalam bentuk bahasa bunyi yang dapat dihayati oleh pendengarnya.
Ketika kita bicara seni musik, maka kita bicara musik. Musik adalah:
• Bunyi yang dianggap enak oleh pendengar
• Segala bunyi yang dihasilkan secra sengaja oleh seseorang atau kumpilan dan disajikan sebgai musik.
Bahkan beberapa orang mengatakan musik adalah frekuensi, durasi, tempo dan irama.
B. Aspek – aspek Musik
Yang membentuk dari pada sebuah musik yang dapat kita dengan enak adalah:
• Suara
Teori musik di jelaskan bagaiman suara tersebut bisa ditangkap dalam benak pendengaran. Dalam musik gelombang suara bisanaya dibahas tidak dalam panjang gelombang maupun periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek dasar suara dalam musik di jelaskan pada tala, durasi, intensitas dan timbre
• Nada
Suara dapat dibagi kedalam nada yang memiliki tinggi nada atau frekuensi dan jarak nada atau amplitudo. Perbedaan antara dua nada di sebut dengan interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda – beda.
• Ritme
Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian kelompok ketukan dalam waktu. Tangga birama menunjukan jumlah hitungan dalam ketukan.
• Notasi
Notasi merupakan gambaran tertulis atas musik baik angka maupun simbol.
• Melodi
Melodi adalah rangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dibunyikan secara individual.
• Harmoni
Harmoni adlah sebuah kejadian dua atau lebih yang tinggi nadanya berbeda dibunyikan bersamaan dan hasilnya enak di dengar.
C. Peran dan manfaat seni musik
Secara umum seni musik berperan sebagai media pendidikan dalam mengembngkan kemampuan dasar fisik, sosial, emosi, cipta, estetika dan bakat seseorang. Hal ini dapat terpacu untuk menumbuhkan daya berfikir kreatif, berusaha dan menjawab tantangan serta memecahkan masalah yang dihadapi.
D. Macam seni musik
Ungkapan perasaan manusia yang dikelurkan dalam bentuk suara di sebut Vokal. Ungakapan melalui media disebut instrumental. Maka hal ini bisa dibagi menjadi tiga macam musik:
a. Musik vokal, yaitu musik yang dibunyikan dengan suara manusia
b. Musik instrumen, yaitu musik yang dibunyikan dengan alat/peralatan
c. Musik campuran, yaitu campuran/penggabungan antara vokal dan instrumen
BAB II
MENGEKSPRESIKAN MELALUI KARYA SENI MUSIK
A. Unsur Musik
Musik adalah susunan tinggi rendah nada yang berjalan dalam waktu. hal ini dapat dilihat dari suatu notasi musik yang menggambarkan besarnyawaktu dalam arah horisontal , dan tinggi rendah nada-nada dalam arah vertikal.
Substansialmya musik adalah nada/bunyi, yaitu bunyi yang mempunyai getaran teratur tiap detik dengan sifat khas, yakni adanya tinggi rendah bunyi (pitch), keras lembutnya bunyi (dinamik), dan warna suara (timbre) yang bervariasi. Secara bagian umumnya, musik terdiri dari lagu-lagu dan alat musik. Apabila dibagi lagi kedalam bagian-bagian yang lebih kecil, musik terdiri dari banyak elemen atau unsur-unsur lain.
Pitch atau tinggi rendahnya nada berkaitan dengan getaran atau frekuensi suara atau bunyi yang dihasilkan dari alat musik maupun suara manusia. Semakin banyak getarannya, semakin tinggi nada tersebut. Atas dasar tersebut, para ahli kemudian menetapkan takaran getaran untuk setiap nada yang memungkinkan kita mengenal tinggi rendah atau pitch.
B. Notasi / Tangga Nada
Secara sederhana, Notasi adalah sistem pelambangan dalam musik yang memungkinkan para musisi dan penikmat musik dapat membaca dan menyanyikan sebuah karya musik dengan baik. Ada dua bentuk notasi yang secara umum dikenal, yaitu notasi balok dan notasi angka. Namun, tidak jarang juga ada yang menggunakan notasi huruf.
Dalam dunia musik, alunan tinggi rendah nada, panjang pendeknya dapat ditunjukan/di gambarkan dengan tanda yang disebut not/notasi. Not berfungsi sebagai huruf musik. Bila menyuarakan huruf maka yang kita dengar adalah kata atau kalimat bahasa.
Dalam seni musik di kenal dua notasi yaitu notasi angka dan notasi balok. Kalau secara internasional yang digunakan adalah not balok. Not balok terdiri dari:
1. paranada/sangkar nada
Untuk menuliskan not di perlukan 5 garis sejajar yang sama jaraknya dengan 4 buah sepasi. Perhitungan /penomoran garis dn spasi dimulai dari yang paling bawah.
2. bentuk dan nilai not
• not balok mempuyai bentuk khusus dan mempuyai perbandingan yang khusus pula.
Nilai not : 4 ketukan. 2 ketukan. 1 ketukan. ½ ketukan. ¼ etukan
• Not tidak boleh disuarakan /diam
Nilai not : 4 ketukan. 2 ketukan. 1 ketukan. ½ ketukan. ¼ etukan
3. bagian – bagian not
Dalam notasi musik, not-not tersebut diletakkan dalam wadah tertentu yang berbentuk garis lurus dan sejajar. Pada awalnya penulisan notasi musik menggunakan 11 garis horisontal sejajar yang dipakai untuk meletakkan not-not tersebut. Garis-garis horisontal sejajar itu sering disebut dengan Great Staff (paranada besar).
Akan tetapi pada perkembangan berikutnya, paranada besar ini dibagi menjadi 2 bagian, masing-masing 5 garis horisontal sejajar, sedangkan garis ke 6 ditiadakan. Sehingga menjadi bentuk seperti :
a. Tanda Kunci dan Garis Bantu
Untuk mengetahui tinggi-rendah nada, maka not-not yang telah diletakkan dalam paranada tersebut perlu disesuaikan secara berurutan menurut tinggi dan rendahnya. Untuk dapat menentukan tinggi-rendah nada-nada tersebut perlu adanya patokan atau dasar yang baku. Patokan yang digunakan untuk menentukan tinggi rendah nada adalah dengan memberikan tanda kunci (clef) diawal setiap baris.
Ada beberapa jenis tanda kunci yang dipakai sebagai patokan dalam notasi musik. Yaitu tanda kunci G, tanda kunci F, dan tanda kunci C.
Kunci G atau sering juga disebut treble clef, digunakan untuk nada-nada tinggi. Kunci ini memang berbentuk mirip dengan huruf G dan garis kedua merupakan pusat dari kunci tersebut. Nada yang terletak pada garis kedua adalah nada g’.
Kunci F sering disebut juga dengan Bass Clef, digunaka untuk nada-nada rendah. Kunci ini pada awalnya berbentuk mirip dengan huruf F, akan tetapi lama kelamaan berkembang menjadi seperti tanda koma yang besar yang berpusat pada garis keempat dengan dua uah titik yang mengapit garis tersebut. Dan nada yang terdapat pada garis ke empat adalah nada f.
Sedangkan tanda kunci yang lain adalah kunci C atau kunci C berpindah. Maksudnya adalah bahwa tanda kunci ini dapat diletakkan tidak hanya satu tempat. Nada yang terdapat pada garis di tengah tanda kunci adalah nada c. Pada awalnya, tanda kunci C ini digunakan untuk menuliskan suara manusia (vokal), sehingga ada bermacam-macam jenis kunci C sesuai dengan jenis suara manusia yaitu tanda kunci C sopran, C mezzo-sopran, C alto, C tenor, C bariton.
b. Nama Tingkatan Nada dan Nama Interval Nada
Dalam sebuah tangganada diatonis terdapat 7 buah nada yang disusun secara berurutan sesuai dengan tinggi nadanya. Masing-masing nada dalam sebuah tangganada mempunyai nama sesuai dengan tingkatan dan fungsinya dimulai dari;
1 : Tonika 5 : Dominan
2 : Supertonika 6 : Submedian
3 : Median 7 : Leadingtone / Leadingnot
4 : Subdominan 8 : Oktaf
Sedangkan secara interval dibedakan dengan nama:
do –> do = Prime
do –> re = Second
do –> mi = Terts
do –> fa = Kwart do –> sol = Kwint
do –> la = Sekst
do –> si = Septim
do –> do tinggi = Oktaf
c. Nama Nada dan Tanda Aksidental
Secara substansial sistem nada yang dipakai pada musik tradisional Nusantara sangat berbeda dengan sistem nada musik modern. Akan tetapi pada saat ini, sistem nada pada musik tradisional (pentatonis) dapat disesuaikan dengan sistem nada yang dipakai saat ini (sisitem tempered), yaitu nada-nada yang terdapat dalam satu oktaf. Masing-masing oktaf dibagi sama dengan 12 nada yang setiap nada memiliki jarak setengah langkah (half step), dan dua jarak setengah langkah yang digabungkan menghasilkan jarak 1 langkah (whole step). Susunan nada-nadanya ini diberi nama sebagai berikut :
do re mi fa sol la si do Belanda, Philipina, Indonesia.
c d e f g a b c’ Jerman, Inggris, Amerika.
1 2 3 4 5 6 7 1> Itali, Perancis
Instrumen yang paling tepat untuk menggambarkan tinggi-rendah nada adalah papan dari piano (keyboard), karena pada papan ini jelas terlihat jarak dari masing-masing nada secara proporsional. Papan putih yang terdapat pada piano menggambarkan susunan tangga nada awal dari sitem tangga nada seven-tone. Sistem tangga nada seven tone ini disusun oleh jarak tone dan semitone secara bervariasi, disebut tangga nada diatonis.
Berikut nama-nama nada pada papan putih piano, yang diletakkan pada garis atau spasi dari paranada.
Nada-nada papan hitam dari piano (keyboard) adalah merupakan nada-nada putih yang dinaikkan dengan menggunakan tanda kruis ( ) atau diturunkan dengan menggunakan tanda mol ( ) sebanyak satu semitone.
Nada cis dan des adalah nada-nada yang mempunyai tinggi yang sama tetapi nama berbeda. Melihat persamaan secara kualitas dan perbedaan secara kuantitas, maka nada cis dan des disebut dua nada saling enharmonis.
Tanda untuk mengembalikan kenada semula setelah dinaikkan ataupun diturunkan adalah dengan menggunakan tanda natural ( )
Selain tanda aksidental diatas, masih ada tanda lain yaitu double kruis dan double mol. Tanda double kruis adalah dengan menaikkan nada asli sebanyak 2 semi tone. Sedangkan tanda aksidental double mol adalah dengan menurunkan nada asli sebanyak 2 semitone.
d. Tangganada
Tangga nada adalah sistem susunan dengan pola tertentu. Dalam seni musik tangga nada yang di kenal dan berkembang di masyarkat yaitu:
• Tangga nada diatonis
Tangga nada diatonis atau yang dikenal sebagai tangga nada internasional adalah sebuah tangga nada yang terdiri dari 7 (tujuh) nada. Tangga nada diatonis juga di kenal dengan nama tangga nada 12 (dua belas). Mengapa disebut demikian? Karena terdiri dari 7 nada pokok dan 5 nada tambahan/ sela. Tangga nada diatonis yang di kenal adalah tangga nada mayor dan tangga nada minor.
• Tangga nada pentatonis
Tangga nada pentatonis mempuyai arti tangga nada yang terdiri dari 5 (lima) nada. Dalam bahasa romawi penta artinya lima. Tangga nada pentatonis ini berkembang menjadi tangga nada etnik karena yang menggunakan tangga nada ini adalah musik – musik etnik. Baik etnik yang ada di Indonesia atau luar Indonesia. Karena bersifat etnik, maka tiap daerah/ budaya nama tangga nada/ bunyi nadanya akan berbeda – beda. Sebagai contoh etnik jawa dengan musik gamelan. Antara jawa dan sunda nama nadanya berbeda. Lebih jauh nanti di kelas XI akan di ulas lebih besar.
Tangganada Mayor
Tangga nada mayor adalah tangga nada yang memiliki interval setiap nadanya adalah 1 – 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – ½. Bentuk sistem tangganada mayor dimulai dari nada C, karena tangganada C Mayor adalah tangganada yang setiap nadanya tidak terdapat tanda aksidental dan disebut sebagai tangga nada Natural.
Berdasarkan tangganada C Mayor sebagai tangganada natural (asli), dapat disusun sebuah tangganada baru. Pertama-tama adalah dengan membagi tangganada C Mayor menjadi 2 bagian yang masing-masing bagian di sebut tetrakord (4 nada), sehingga ada dua buah tetrakord dalam satu tangganada, yaitu tetrakord I dan tetrakord II.
Kemudian dihitung interval antara nada-nada tersebut sesuai dengan interval setiap nada pada tangganada Mayor yaitu : 1 – 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – ½. Setelah disesuaikan dengan interval tangga nada Mayor, maka akan ditemukan nada yang harus diubah yaitu nada f dinaikkan menjadi fis.
Dengan demikian tersusunlah sebuah tangga nada baru dengan mengubah nada f yang dinaikkan satu semitone menjadi nada fis. Tangga nada baru ini disebut juga sebagai tangganada G Mayor (diawali dengan nada g) atau tangganada 1 kruis (dengan adanya satu nada yang mendapat kruis).
Demikian seterusnya setelah menemukan tangganada baru, dapat disusun tangganada-tangganada baru yang lain dengan cara yang sama. Dengan menggunakan tangganada awal C Mayor, Tetrakord I dari tangga nada C Mayor dijadikan sebagai tetrakord II dalam tangganada baru.
Setelah tersusun tetrakord II dari tangganada baru, lengkapilah tetrakord I dari tangganada baru, yaitu dengan menyusun ke bawah nada-nada secara berurutan dari tetrakord II tadi. Sehingga tersusunlah sebuah tangganada baru yang dimulai dengan nada f : f g a b c d e f .
Langkah selanjutnya adalah dengan menghitung interval-interval setiap nada dengan menggunakan prinsip interval tangganada Mayor yaitu : 1 – 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – ½. Sehingga tersusunlah sebuah tangganada baru dengan mengubah nada b yang diturunkan menjadi nada bes.
Tangganada baru ini disebut sebagai tangganada F Mayor (diawali dengan nada f) atau tangganada 1 mol ( dengan adanya 1 nada yang mendapatkan mol).
Demikian seterusnya setelah menemukan tangganada baru yang kedua, dapat disusun tangganada-tangganada baru yang lain dengan cara yang sama.
Tangganada minor
Tangga nada minor adalah tangga nada yang memiliki interval setiap nadanya adalah 1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1 – 1 . Bentuk sistem tangganada minor dimulai dari nada A, karena tangganada A minor adalah tangganada yang setiap nadanya tidak mendapatkan tanda aksidental dan disebut sebagai tangga nada minor Natural.
Untuk menyusun tangga nada baru, sistem yang digunakan sama seperti tangganada Mayor yaitu dengan membagi menjadi dua tetrakord. Perbedaannya hanya pada prinsip intervalnya saja.
Tangganada Chromatis
Tangga nada chromatis disebut juaga Twelve-tone scale atau sebuah tangganada yang terdiri dari 12 nada, adalah sebuah tangganada yang masing-masing nadanya mempunyai interval semitone. Ada dua macam tangganada chromatis, yaitu:
1. Tangganada Chromatis Melodis
Tangganada Chromatis melodis adalah tangga nada chromatis yang untuk susunan naik digunakan tanda alterasil kruis dan untuk susunan turun digunakan tanda alterasi mol.
2. Tangganada Chromatis Harmonis
Tangganada Chromatis Harmonis adalah tangga nada chromatis yang nada pertamanya (tonika) dan nada kelima (dominan) tidak boleh didouble. Hal ini berlaku untuk naik dan turun.
e. Tanda Mula
Tanda mula (key signature) adalah tanda-tanda aksidental pada setiap tangganada yang diletakkan setiap awal baris sebuah karya musik. Pada sebuah karya, tanda mula ini berlaku untuk keseluruhan lagu, kecuali bila ada perubahan tangganada.
f. Hubungan Antara Tangganada Mayor dan tangga Nada minor
1. Hubungan Relatif
Hubungan dua buah tangganada Mayor dan minor dikatan Relatif apabila kedua tangganada tersebut mempunyai tanda mula yang sama (tonika berbeda).
Sebagai contoh:
Tangganada C Mayor – > Relatif minor : c minor
Tangganada c minor – > Relatif Mayor : Es Mayor
Hubungan Pararel
Hubungan dua buah tangga nada Mayor dan minor dikatak pararel apabila kedua tangganada tersebut mempunyai tonika yang sama (tanda mula berbeda).
BAB III
BERKREASI SENI MUSIK
III.I. TANGGA NADA DIATONIS
A. Tangga nada perubahan
Di semester satu sudah sedikit disinggung tentang tangga nada baik tangga nada diatonis maupun pentatonis. Ketika kita bicara tangga nada maka disini kita bicarakan bentuk tangga nada.
a. Nada dasar
Tangga nada pentatonis sudah kita ketahui sebuah tangga nada yang terdiri 5 nada. Contoh bentuk tangga nada pada gemelan. Nada dalam gamelan ji – ro – lu – ma- nem ( 1-2 -3-5-6). Sebenarnya dari tangga nada itu tidak bisa bisa berubahah tetapi tetap sama yang namanya nada dasar. Nada dasar adalah sebuah nada yang menjadi titik awal dari sebuah tangga nada/ sebuah pondasi dari banguan tangga nada. Dalam gamelan subuah tangga nada akan memberikan subuah warna/ suasana yang disebut dengan pathet.
Tangga nada diatonis sangat sekali membutuhkan yang namanya nada dasar karena tangga nada natural akan di mulai dengan nada apa, nada tersebut adalah nada dasar. Tangga nada diatonis 1-2-3-4-5-6-7-1 / do-re-mi-fa-sol-la-si-do. Dari nada do samapi do kembali itu kembali ke nada dasar.
b. Interval
Interval adalah jarak nada antara nada satu dengan nada yang lain.
Dalam musik interval memiliki nilai 1 dan ½ / penuh dan setengah. Ada pertanyaan apakah tangga nada diatonis dan pentatonis nilai intervalnya sama. Nilai dari interval tetap sama yaitu ada yang bernilai 1 dan ½. Dalam semester yang lalu sudah disinggung tentang interval dengan tangga nada diatonis.
c. Kromatis
Ketika di smp dulu pasti anda sudah pernah mendapat pelajaran tentang. tanda kromatis. Tanda kromatis adalah subuah tanda yang berfungsi untuk merubah sebuah nada. Perubahan nada ini artinya interval/ frekuensi dan amplitudo dari nada itu diubah dari aslinya. Tetapi kalau dilihat dari interval artinya bahwa nada itu letaknya bergeser dengan nilai setengah.
Tanda kromatis terdiri dari tiga tanda yaitu :
a. Tanda kres ( # )
Tanda kres mempuyai untuk menaikkan nada seharga setengah. Sebagai gambaran nada yang terkena tanda kres letaknya akan naik dari sebelumnya maka hal ini akan mengurangi jarak ke nada diatasnya dan akan menambah jarak nada di bawahnya. Tanda kres ( # ) ini ketika di gunakan di nada akan mendapat akhiran is. Sebagai contoh nada D# maka namanya menjadi Dis.
b. Tanda mol (b)
Tanda mol mempuyai fungsi untuk menurunkan nada seharga setengah. Ini kebalikan dari tanda kres. Artinya ketika nada kena tanda mol maka nilai / letaknya akan berkeser ke bawah. Dan nada yang kena tanda mol akan berakhiran es. Contoh G b membacanya adalah ges.
c. Tanda pugar
Arti dari kata pugar adalah membangun kembali/ mengembalikan, maka ini nada yang kena tanda pugar nilai / letaknya akan kembali ke semula.
B. Tangga Nada Diatonis Mayor
a. Tangga nada mayor natural
Tangga nada mayor adalah sebuah tangga nada yang memiliki aturan interval 1 – 1 – ½ – 1 – 1 – 1 – ½ . Artinya dari nada do ke nada re nilai intervalnya 1 dan seterusnya. Tangga nada mayor natural dimulai dari nada C – D – E – F – G – A – B – C, maka disini nada C adalah sebagai nada dasar. Mengapa disebut dengan tangga nada natural? Karena dalam tangga nada tersebut tidak ada perubahan nilai interval. Karena dari nada C ke D nilai 1, D ke E nilai 1, E ke F nilai ½ , F ke G nilai 1, G ke A nilai 1. A ke B nilai 1, B ke C nilai ½. Dari penjelasan ini bisa ditarik sebual rumus:
1. Bahwa yang bernilai interval ½ adalah B – C dan E – F
2. Selain dari interval antar emapat nada itu nilainya adalah 1
b. Tangga nada mayor perubahan
Ketika kita menyinggung tangga nada perubahan maka disini kita menjabarkan apa yang disinggung dengan tangga nada diatonis juga disebut tangga nada dua belas. Artinya ketika kita meyusun tangga nada berdasrkan nada dasar bukan C lagi maka ada perubahan nada. Perubhan nada ini bisa kalau kita mengggunkan tanda kromatis seperti apa yang diuraikan di atas.
Ketika kita bicara tangga nada diatonis mayor sebenarnya apa yang membedakan, yang membedakan dari mayor dan minor adalah susunan aturan interval dari keduanya. Kalau nadanyapun tetap sama yang akan dimulai dari nada do sebagai nada dasarnya.
Di semester I, kita telah belajar tentang tonalitas atau pengorganisasian musik berdasarkan sebuah nada tumpu. Misalnya, tonalitas dalam kunci C. Kita juga telah belajar tentang dasar-dasar penulisan notasi baik notasi angka maupun notasi, balok dalam tangga nada natural (C). Pada bagian ini, kita akan belajar tentang penulisan notasi dalam tangga nada atau kunci lainnya. Dalam seni musik, tangga nada dapat juga dibuat dari nada dasar lain. Misalnya, nada dasar G, D, atau F. Caranya dengan menempatkan tanda-tanda kromatis pada paranada atau pada nadanya. : Tanda-tanda kromatis itu terdiri dari:
Tangga nada baru yang disusun sangat tergantung pada banyaknya tanda kres atau tanda mol yang kita berikan setelah tanda kunci G. Dengan kata lain, banyaknya tanda kres atau tanda mol yang ditempatkan setelah tanda kunci G, menentukan nada dasar dari lagu tersebut. Perhatikan tabel berikut !
No Jumlah Tanda Kres Nama Nada Dasar Jumlah Tanda Mol Nama Nada Dasar
1 1# G 1 b F
2 2# D 2b Bes
3 3# A 3b Es
4 4# E 4b As
5 5# B 5b Des
6 6# Fis 6b Ges
7 7# Cis 7b Ces
Untuk mempermudah menghafal tangga nada dengan tanda kres, kita menggunakan lingkran kwin. Dalam lingkaran kwin ini, terdapat nada-nada dasar dari tangga nada kres. Nada-nada dasar ini dibentuk dari nada kelima dari nada dasar sebelumnya.
1. Jika tangga nada dengan nada dasar C dinaikkan satu kres maka nada dasar tangga nada baru itu adalah nada kelima setelah nada C, yakni nada G.
2. Jika tangga nada dengan nada dasar G dinaikan satu kres maka nada dasar tangga nada baru ini adalah nada kelima setelah nada G, yakni nada D. Demikian seterusnya.
Untuk mempermudah menghafal tangga nada dengan tanda mol, kita menggunakan lingkaran kwart. Dalam lingkaran ini, terdapat nada-nada dasar dari tangga nada kres. Nada-nada dasar ini dibentuk dari nada keempat dari nada dasar sebelumnya. Sebagai contoh, jika tangga nada dengan nada dasar C diturunkan satu mol maka nada dasar tangga nada baru ini adalah nada keempat setelah nada C, yakni nada F. Demikian pula, jika tangga nada dengan nada dasar F diturunkan satu mol maka nada dasar tangga nada baru ini adalah nada keempat setelah nada F, yakni nada Bes. Demikian seterusnya.
Pada pelajaran ini, kita hanya akan belajar penulisan notasi dengan menggunakan satu kres dan satu mol. Nada dasar tangga nada satu kres ini adalah G atau do: G, sedangkan nada dasar satu mol adalah F.
1. Do = G berarti nada G (sol) pada tangga nada C berubah menjadi nada do pada tangga nada G. Pada paranada untuk nada-nada tangga nada G, tanda kres terletak pada garis kelima. Dengan tanda ini, setiap nada F dalam paranada itu mendapat perubahan. Nada F naik ½ laras menjadi Fis. Hal ini disebabkan karena jarak E ke F harus selaras.
2. Do = F berarti nada F (fa) pada tangga nada C berubah menjadi nada do pada tangga nada F. Pada para nada untuk nada-nada tangga nada F, tanda kres terletak pada garis ketiga. Dengan tanda ini, setiap nada B rialam paranada itu mendapat perubah-n. Nada B turun ½ laras menjadi Bes. Hal ini disebabkan karena jarak A ke B harus i laras.
C. Tangga Nada Diatonis Minor
a. Tangganada minor asli
Tangga nada minor adalah tangga nada yang memiliki interval setiap nadanya adalah 1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1 – 1 . Bentuk sistem tangganada minor dimulai dari nada A, karena tangganada A minor adalah tangganada yang setiap nadanya tidak mendapatkan tanda aksidental dan disebut sebagai tangga nada minor Natural.
Untuk menyusun tangga nada baru, sistem yang digunakan sama seperti tangganada Mayor yaitu dengan membagi menjadi dua tetrakord. Perbedaannya hanya pada prinsip intervalnya saja.
Sebagai gambaran untuk memudahkan meyusun tangga nada minor perubhan bisa dilihat tabel di bawah ini :
No Jumlah Tanda Kres Nama Nada Dasar Jumlah Tanda Mol Nama Nada Dasar
1 1# E 1 b D
2 2# B 2b G
3 3# Fis 3b C
4 4# Cis 4b F
5 5# Gis 5b Bes
6 6# Dis 6b Es
7 7# Ais 7b As
b. Tangganada minor harmonis
Tangga nada minor harmonis adalah tangganada dimana nada ke tujuh dinaikkan 1 semitone sehingga memiliki pola jarak: 1 – ½ – 1 – 1 – ½ – 1½ – ½ . susunannya adalah sebagai berikut:
c. Tangga nada minor melodis
Tangga nada minor melodis adalah tangga nada dari minor asli dimana untuk susunan keatas, nada ke 6 dan ke 7 dinaikkan 1 semitone dan susunan kebawah kembali kenada semula (asli).
d. Tangga nada monir zigana
Tangga nada minor zigana adalah tangga nada minor asli dimana nada ke empat dan nada ke tujuh dinaikkan 1 semitone.
III.II. HARMONI SENI MUSIK
Harmoni musik adalah komposisi berbgai bunyi atau melodi yang mengiringi melodi utama. Melodi adalah rangakaian nada tertentu dengan pola ritme tertentu. Maka kalau kita bicara musik maka selain bicara vokal juga bicara musikal. Dalam musik ini pun juga di bedakan menjadi bebera jenis musik dalam konteks memainkanya.
A. Musik Irama
Irama dalam musik ini sangat penting, maka dalam sebuah musik ada alat musik yang mempuyai tugas untuk menguatkan irama ini. Dalam hal ini adalah alat musik jenis perkusi. Intrumen ini umumnya tak bernada dan dimainkan dengan cara dipukul. Salah satu intrumen perkusi yang populer adalah drum set.
Selain drum set musik jenis irama ini juga bisa dengan bantuan tidak alat tetapi ketukan, hentakan dan tepukan.
B. Musik Melodi
Dalam musik melodi ini banyak kita jumpai, artinya bahwa alat musik ini melainkan jalinan nada dari alur sebuah lagu. Alat musik ini biasanya adalah cara memaikannya selain yang dipukul. Seperti di petik, di gesek atau di tiup.
C. Musik campuran
Dalam musik campuran ini adalah penggabungan antar melodi dan irama. Untuk memaikan alat musik diperlukan cara tersendiri dengan sistem yang berbeda. Memaikan atau membuyian nada atau suara alat musik supaya menjadi harmoni dengan cara yang sederhana yaitu akord
Akor dan progresi akor.
Akor adalah paduan beberapa nada yang minimal terdiri dari tiga nada (tonik/prime (nada alas), terts dan kwint) atau lebih yang dimainkan secara serempak / bersamaan hingga menghasilkan nada yang harmonis / selaras.
Pada dasarnya, akor terdiri dari tiga buah nada, sehingga seing disebut trinada. Trinada akor terdiri dari nada alas / prime, terts dan kwin. Akor di bedakan menjadi akor Mayor dan akor minor serta akor Augmented dan akor Dominish.
Tangga nada Nilai interval
Jarak Nada 1 ke 3 2 1 ½ 1 ½ 2
Nada 3 ke 5 1 ½ 2 1 ½ 2
Jenis akor mayor minor deminis augmented
Akor dilambangkan dengan angka Romawi. Untuk akor Mayor dengan Romawi besar, sedangkan minor dengan Romawi kecil. Akor Augmented dilambangankan dengan Romawi besar dengan diberi tambahan tanda + dibelakang simbol akor, untuk akor diminish, dengan tanda bulatan kecil. Sesuai dengan lambangnya, akor juga ada nama tingkatannya, seperti pada nama tingkatan nada.
Tangga nada mayor minor
Do I Tonika Mayor Minor
Re II Super tonika Minor Deminis
Mi III Median Minor Mayor
Fa IV Sub dominan Mayor Minor
Sol V Dominan Mayor Minor
La VI Sub median Minor Mayor
Si VII Leading tone Deminis mayor
do
Akor I (tonika), IV (sub dominan) dan V (dominan) dalam tangganada mayor mempunyai kualitas Mayor, akor ii (supertonika), iii (median), dan vi (submedian) mempunyai kualitas minor, dan akor VII mempunyai kualitas diminish. Dalam tangganada minor harmonis, akor tonika dan subdominan adalah akor-akor berkualitas minor, akor dominan dan submedian adalah akor berkualitas Mayor.
Pada progresi akor terdapat dua bentuknya, yaitu akor pokok dan akor bantu. Akor pokok adalah akor yang terdiri dari akor tonika, sub median dan dominan. Untuk tangga nada mayor, maka akor tonika, subdominan dan dominan adalah akor-akor mayor. Sedangkan pada tangganada minor, akor tonika dan subdominan adalah akor-akor minor dan akor dominan adalah akor mayor. Contoh
~ akor pokok tangganada C mayor : akor C mayor, akor F mayor, akor G mayor.
~ akor pokok tangganada G mayor : akor G mayor, akor C mayor, akor D mayor.
~ akor pokok tangganada a minor : akor a minor, akor d minor, akor E mayor.
~ akor pokok tangganada d minor : akor d minor, akor g minor, akor A mayor.
Sedangkan akor bantu adalah terdiri atas akor-akor selain akor pokok. Akor-akor bantunya antaralain: akor supertonika, akor median, akor sub median, dan akor leding tone.
Pada permainan progresi akor, tentu dikenal sistem bentuk kadens (cadence). Seperti halnya dengan bahasa, maka musik juga memiliki pungtuasi yaitu adanya penggalan-penggalan kalimat lagu, baik pada frase pertanyaan (anteseden) maupun frase jawaban (konsekwen). Akhir dari masing-masing frase diberikan pungtuasi berupa koma maupun titik, yang disebut dengan kadens.
Sesuai dengan jenisnya kadens dibedakan menjadi
1. Kadens Sempurna (Authentic Cadence / Perfect Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi akor dominan ke tonika
2. Kadens Tak Sempurna (Half Cadence / Imperfect Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi akor tonika ke dominan dan akor subdominan ke dominan. Kadens ini sering disebut juga deceptive cadence.
3. Kadens Plagal (Plagal Cadence)
Kadens ini terdiri dari progresi sub dominan ke tonika
Kadens dan progresi akor pokok dapat dijumpai pada lagu daerah, lagu anak-anak, lagu perjuangan.
BAB IV
BERKARYA SENI MUSIK
IV.I. MUSIK VOKAL
A. Teknik Bernyanyi
Persiapan Lagu
Anda tentu telah memiliki cukup banyak karya musik berupa lagu hasil kreasi sendiri, baik secara perorangan maupun kelompok. Semuanya tentu ingin ditampilkan dalam pergelaran musik nantinya. Namun, kita perlu mempertimbangkan berapa lama pergelaran itu akan berlangsung. Jika cukup waktu, kita dapat mementaskan semua hasil karya kita. Jika tidak cukup, kita tentu harus menentukan karya-karya mana saja yang dapat ditampilkan dan mana saja yang tidak dapat ditampilkan.
Untuk itu, kita tentu harus berdiskusi bersama. Kita sebaiknya membentuk sebuah tim penilai yang independen. Tim ini bisa terdiri dari guru dan anggota kelas lain yang menurut kita cukup netral. Tim ini akan bertugas untuk melakukan pemilihan terhadap karya-karya yang nantinya akan ditampilkan.
Setelah dilakukan pemilihan, hal-hal yang perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan penyanyi. Kita perlu memilih siswa atau kelompok siswa yang akan membawakan lagu-lagu tersebut. Hal ini dapat kita capai dengan berdiskusi bersama. Kesepakatan hendaknya didasarkan atas penilaian yang objektif terhadap kemampuan setiap siswa, baik teknik vokal maupun pembawaan lagu. Siswa atau kelompok siswa yang terpilih, perlu upaya latihan untuk memperbaiki kelemahan-keiemahannya. Untuk itu, kita dapat meminta bantuan guru seni musik.
2. Menentukan iringan. Kita perlu menentukan apakah lagu–lagu tersebut perlu diiringi derigan permainan musik atau tidak. Jika perlu, kita harus memilih siswa-siswa yang akan memainkan musik pengiring tersebut beserta alat-alat musiknya. Untuk itu pula, perlu ada koordinasi antar pemain musik untuk mengaransemen iringan lagu tersebut. Kita dapat meminta guru musik untuk membimbing kegaitan ini.
3. Menentukan jadwal latihan. Kita perlu menentukan jadwal latihan yang tepat dan tentunya tidak mengganggu aktivitas sekolah maupun aktivitas pribadi setiap siswa. Dalam hal ini, perlu kedisiplinan tiap siswa untuk menaati jadwal latihan yang disepakati bersama.
4. Mempersiapkan kostum. Kita perlu mempersiapkan kostum yang cocok sesuai dengan situasi pergelaran dan kondisi siswa. Sebagai contoh, kostum untuk pergelaran malam hari tentu akan berbeda dengan kostum yang diperuntukkan bagi pergelaran di slang hari. Demikian juga dengan kondisi siswa, apakah sesuai atau tidak. Pastikan bahwa busana yang nantinya dipakai tidak akan mengganggu pergerakan peserta di atas panggung. Busana yang terlalu ketat atau kebesaran akan mengganggu kenyamanan gerakan.
Teknik Vokal
Dalam menyanyikan sebuah karya lagu dengan baik , maka seorang penyanyi dituntut untuk dapat menguasai teknik vokal dengan baik. Teknik-teknik yang digunakan dalam penampilan musik vokal meliputi, Intonasi, artikulasi, pernafasan, dan frasering.
• Intonasi.
Secara umum, intonasi diartikan sebagai lagu kalimat atau lagu suara seseorang ketika berbicara. Namun dalam musik, intonasi berarti ketepatan suatu nada (pitch). Sebagai seorang penyanyi harus mampu menyanyikan dengan intonasi yang tepat, baik untuk nada-nada tinggi maupun nada-nada rendah. Intonasi yang tepat dapat menghasilkan suara yang jernih, nyaring, serta enak didengar.
Agar mendapatkan bentuk intonasi yang baik, maka latihan pendengaran terhadap nada-nada perlu dilatih agar sensitif terhadap tinggi rendah nada. Selain itu, kontrol pernafasan turut menentukan intonasi yang baik.
Teknik-teknik melatih intonasi antara lain:
o Melakukan latihan dengan tangganada, dimulai dari tangganada natural.
o Mencoba lagu-lagu yang sesuai dengan tahapan-tahapan latihan yang sedang dilakukan.
o Melatih lagu-lagu tersebut dengan tempo yang bervariasi.
o Berlatih tebak nada menggunakan interval dekat hingga interval jauh.
o Berlatih menggunakan tangganada beserta modulasi yang digunakan.
• Pernafasan
Telah diketahui bahwa kontrol pernafasan yang baik dapat membantu dalam mencapai nada-nada tinggi maupun rendah dengan optimal. Ada tiga jenis jenis pernafasan yang digunakan dalam teknik vokal yaitu pernafasan perut, pernafasan dada, dan pernafasan diafragma.
1. Pernafasan perut
Dalam pernafasan perut, bagian tubuh yang mengembang adalah perut. Jenis pernafasan ini dapat menghasilkan suara yang sangat keras, tetapi tidak begitu baik digunakan dalam bernyanyi.
2. Pernafasan dada
Bagian yang mengembang dalam pernafasan ini adalah dada. Fungsi dari pernafasan dada adalah dapat menghasilkan nada-nada rendah. Namun kelemahannya adalah mudah kehabisan nafas.
3. Pernafasan diafragma
Teknik yang dilakukan adalah dengan cara menekan diafragma yang melintang antara rongga dada dan rongga perut sehingga posisi menjadi datar. Dalam keadaan seperti ini, posisi rongga dada membesar dan berakibat udara dengan leluasa akan mengisi paru-paru sebanyak-banyaknya. Teknik ini sangat membantu dalam bernyanyi dan tidak menggangu bagian leher, bahu, dan dada sehingga fungsi organ-organ yang lain dapat optimal. Pernafasan ini akan menghasilkan suara murni dengan nafas yang panjang. Jenis pernafasan ini sangat sesuai digunakan dalam bernyanyi.
• Artikulasi
Artikulasi merupakan cara pengucapan kata-kata dalam menyanyi sehingga mampu menciptakan dan membentuk suara dengan kata-kata yang jelas, nyaring merdu, bahkan suara yang dihasilkan akan menjadi indah.
Kemampuan artikulasi yang baik dapat dicapai dengan berlatih terus menerus. Latihan dimulai dengan berlatih pelafalan huruf-huruf vokal, yaitu a, i, u, e, o dengan jelas. Untuk menghasilkan bunyi vokal yang baik, hal-hal yang eprlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
o Mulut dibuka lebar, kira-kira selebar tiga jari yang tersusun secara vertikal.
o Rahang diturunkan serendah mungkin ketika membuka mulut.
o Gigi seri atas tertutup setengah bagian oleh bibir atas.
o Bibir bawah menekan gigi seri bawah.
o Aliran udara dialirkan kelangit-langit rongga mulut.
o Lidah tidak terlalu ditarik kebelakang untuk menghindari suara kerongkongan.
o Bibir tidak terlalu melebar kesamping.
• Frasering
Dalam menyanyikan sebuah karya lagu, pemenggalan-pemenggalan kalimat harus sesuai dengan bentuk karya dan pesan yang disampaikan dari teks lagu. Bentuk pemenggalan-pemenggalan kalimat ini disebut sebagai frasering. Dengan teknik yang telah disebutkan diatas, maka alangkah lebih baik jika lagu jelas terlihat dalam frasering nya, terutama pada letak koma dan titiknya.
Sikap Badan
Selain teknik-teknik vokal yang digunakan, sikap badan yang baik juga akan membantu dalam menghasilkan suara yang jernih. Disamping membantu pernafasan, dalam pagelaran musik, sikap badan yang baik juga akan mengundang perhatian penonton untuk mendengarkan dan memperhatikan lagu yang dinyanyikan.
Dalam hal ini sikap badan yang baik adalah sebagai berikut:
o Usahakan badan selalu tegak, baik ketika berdiri maupun duduk.
o Badan rileks tidak tegang.
o Bila berdiri, kaki sedikit dibuka, kepala tidak menunduk.
o Bila duduk, posisi duduk tidak membungkuk atau condong kebelakang .
Interpretasi (Pembawaan Lagu)
Seorang penyanyi yang baik hendaknya menampilkan luapan perasaan pencipta lagu yang dinyanyikan. Dalam hal ini, seorang penyanyi dituntut agar dapat menterjemahkan maksud dan isi yang terkandung dalam lagu dengan bentuk penterjemahan sesuai yang diharapkan oleh komposer.
Seorang penyanyi hendaknya bisa mampu meleburkan perasaannya kedalam lagu yang dibawakan. Dengan demikian, luapan perasaan dari komposer yang menciptakan lagu tersebut dapat dirasakan juga oleh seorang penyanyi.dan akhirnya dapat membawakan lagu tersebut dengan baik.
Labih jauhnya, kemampuan penyanyi dalam menginterpretasikan lagu akan menghantarkan para pendengarnya untuk turut merasakan perasaan dan keindahan lagu yang dibawakan. Bila hal ini tercapai, misi seorang penyanyi untuk menghibur sekaligus menyampaikan pesan melalui lagu dapat dikatakan sudah berhasil dengan baik.
IV.II. Merancang Karya Musik
A. Faktor – faktor karya musik
Faktor-faktor yang dibutuhkan oleh para komponis (pencipta lagu) agar karya musik yang dihasilkan berhasil baik (mutu), antara lain seperti berikut :
a. Jiwa komponis yang tercermin pada nada-nada hasil ciptaannya;
b. Keadaan pada zamannya;
c. Memiliki cita rasa musikal;
d. Pengetahuan teknik mencipta dalam bentuk komposisi (berupa tulisan), improvisasi (ciptaan sesaat bersifat sementara), serta aransemen (memperrindah ciptaan yang telah ada dan tidak.menghilangkan bentuk asli);
e. Ide/gagasan sendiri (murni); dan
f. Terampil membaca berbagai macam bentuk nada (huruf, angka, balok).
Setiap orang bisa berkarya seni musik asal dapat memenuhi syarat dalam pembuatan karya dan memiliki ide (gagasan) serta imajinasi yang kuat.
B. Prosedur dalam Merancang Karya Musik
a. Ada ide (gagasan) dan imajinasi.
b. Menentukan bentuk atau jenis karya cipta yang diinginkan.
c. Menguasai dan menentukan unsur musik yang sesuai dengan ide/gagasan.
d. Menentukan judul dan tema lagu.
e. Menentukan nada dasar.
f. Menentukan birama.
g. Menentukan melodi (not angka/balok/akor).
h. Membuat syair atau kalimat lagu.
i. Mencantumkan nama pencipta atau arranger.
Tahapannya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Jenis Karya Cipta Musik
Ada 3 jenis karya musik yang bersumber dari gagasan dan imajinasi yang diekspresikan secara murni (tidak plagiat atau jiplakan), yaitu :
a. Komposisi adalah suatu bentuk karya yang dicipta secara tertulis dan dapat dinikmati secara abadi. Hasil komposisi tersebut dilepas untuk diperdengarkan dan dinilai oleh orang banyak (publik). Yang menentukan karya cipta tersebut bermutu atau tidaknya adalah masyarakat umum.
b. Improvisasi adalah karya cipta seni seketika, berlangsung hanya sekali, spontanitas dan tidak bersifat abadi.
c. Aransemen atau transkip adalah bentuk ciptaan yang dihubungkan dengan musik. Arti aransemen adalah susunan dan transkip adalah ahli tulis. Contoh : Komposisi untuk sebuah orkestra besar dialih tuliskan menjadi karya musik yang dimainkan dengan organ atau gitar saja.
2. Teknik (Cara)
Teknik (cara) merancang karya musik dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menyiapkan alat musik dan peralatan;
b. Memiliki koleksi lagu/musik;
c. Menentukan nada tertinggi dan terendah;
d. Menentukan nada dasar, pola irama, dan melodi pokok serta seluruh melodi;
e. Bersenandung dengan diiringi alat musik, tiap bait direkam dengan tape recorder, ditambahkan intro lagu;
f. Bunyi musik diputar dan dikoreksi;
g. Ditulis dengan notasi bait lagu dengan seluruh melodi, harmoni, akor, dan bas;
h. Setelah notasi selesai baru di bawahnya ditulis syair/kalimat lagu; dan
i. Menjadi teks/partitur sederhana.
3. Pembuatan Partitur (Teks Lagu)
Dalam membuat/menulis partitur lagu, perlu di analisis lengkap tentang :
a. Judul lagu terletak di atas dan ditulis dengan huruf besar;
b. Nada dasar lagu diletakkan di kiri atas;
c. Birama;
d. Pola irama yang dipakai;
e. Pencinta (komponis), di sebelah kanan atas;
f. Akor dengan huruf diletakkan di atas melodi;
g. Melodi dapat ditulis dengan not angka atau balok; dan
h. ditulis kalimat lagu di bawah melodi.
4. Memahami unsur Musik
Dalam menggubah/berkarya musik tidak lepas dari unsur-unsur musik. Berikut ini empat macam unsur utama musik, yaitu :
a. Melodi adalah tinggi rendahnya nada.
b. Harmoni adalah suara dua bnot atau lebih yang dimainkan sekaligus disebut juga trinada atau paduan nada.
c. Counterpoint adalah lagu tambahan yang mengiringi lagu,
d. Irama meliputi irama iringan dan irama lagu. Irama lagu adalah cepat lambatnya sebuah lagu dimainkan namun tidak sama dengan kecepatan musik (tempo).
Di samping unsur-unsur utama, ada pula unsur tambahan. Unsur tambahn tersebut meliputi : Tekstur musik (monopon, komopon, polipon); melodi (legato dan staccato); gaya musik, ritmik (ketukan, birama, aksen, tempo); dan tangga nada (mayor, dan minor).
5. Mengaransir Musik
Mengaransir adalah membuat karya musik berupa aransemen atau transkip. Aransemen berasal dari kata arrangement artinya susunan. Transkripsi artinya alih tulis. Contoh lagu orkes keroncong dialihtuliskan menjadi karya musik untuk gitar atau organ tunggal. Karya aransemen lebih representatif dibanding bentuk aslinva karena diolah, disusun, diatur, dan dirangkai lebih indah. Adapun bentuk-bentuk aransemen sebagai berikut :
a. Vokal (acapella), yang meliputi :
1) Paduan suara (anak-anak, dewasa, sejenis, campuran)
2) Ansabel vokal (duet, trio, kuartet), dan
3) Kelompok vokal.
b. Instrumentalia, meliputi : Instrumen dawai (dipetik, digesek), instrumen tiup, instrumen keyboard, dan instrumen perkusi perpaduan di antara keempat instrument.
c. Vokal dengan menggunakan iringan
 Langkah-langkah membuat aransemen :
1) Mengenal/menentukan karya musik atau lagu yang akan diaransir.
2) Menentukan kalimat lagu.
3) Menentukan harmoni, termasuk bas.
4) Menentukan melodi pokok.
5) Menulis seluruh melodi.
6) Menulis harmoni atau akord serta bassnya secara keseluruhan.
 Ketentuan pokok membuat kalimat/syair lagu :
a. Kalimat/syair lagu tidak boleh tersendat-sendat dan harus mengalir.
b. Bentuk kalimat lagu dapat berup a: bentuk bebas, syair/sajak asli dan homofoni, dimulai dengan huruf awal : yang sama (aliterasi), sajak pada baris ke-1 dan ke-3, ke-2, dan ke-4.
c. Memperhatikan tata bahasa seperti : analogi, metafora, personifikasi, dan alegori
d. Pemenggalan kata pada kalimat lagu dibuat dengan benar. Contoh: am¬boi, bang-sa, te-lun-juk, me-ra-sa-kan, ins-stru-men.
Kalimat lagu diperlukan/ditulis apabila ciptaan musik tersebut untuk dinyanyi¬kan musik vokal). Letak kalimat lagu di bawah melodi (notasi angka, balok atau akord). Seperti apa kalimat/syair lagu yang baik itu? Kalimat/syair lagu yang baik adalah: bila dinyanyikan mudah dimengerti maksudnya; mudah untuk dihafal; isinya menarik dan menyentuh hati; dan susunan, kalimat indah, lembut/halus, atau bisa puitis.
 Cara membuat atau menulis komposisi lagu, antara lain :
1) menentukan judul lagu,
2) Menentukan nada dasar,
3) Menentukan birama,
4) Menentukan (not angla, balok atau akord)
5) Menentukan pola irama,
6) mencantumkan syair/lirik atau kalimat lagu arranger (pembuat aransemen).
6. Menulis Kalimat Lagu (Syair Lagu)
Kalimat lagu disebut juga syair lagu atau lirik lagu yang merupakan bagian dari tulisan nyanyian. Menulis nyanyian (song writing) merupakan bagian dari komposisi (ciptaan musik tertulis). Setiap komposisi dengan kalimat Iagu (syair/lagu) merupakan cerminan dari karakter dan jiwa atau curahan batin dari penggubah (pencipta) atau penulis lagu (komposer).
Pada umumnya, kalimat/syair lagu adalah sebagai ungkapan perasaan, gagasan, imajinasi dari pencipta lagu saat itu, sesuai situasi dan kondisi yang mempengaruhinya.
Daftar Pustaka
Kodijat, Latifah. 1983. Istilah-Istilah Musik. Jakarta : Djambatan.
Edmund Prier, Karl. 1993. Sejarah Musik Jilid 1 dan 2. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Mack, Dieter. 1994. Ilmu Melodi. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Edmund Prier, Karl. 1996. Ilmu Bentuk Musik. Yogyakarta : Pusat Musik Liturgi.
Napsirudin, Drs, Dkk. 1996. Pendidikan Seni. Jakarta: Yudhistira.
Pradoko, Susilo. 1998. Teori Musik Dasar. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
Wicaksono, HY. 1998. Ilmu Bentuk Analisis Dasar. Yogyakarta ; Fakultas Bahasa dan Seni, Uniersitas Negeri Yogyakarta
Dahlan, M, dkk. 2003. Kamus Induk Istilah Ilmiah. Surabaya : Target Press.
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta : Kanisius.
Kusumawati, Heni, dkk. 2004. Solfegio Dasar. Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Hardjana, Suka. 2004. Esai dan Kritik Musik. Yogyakarta : Galang Press.
Hardjana, Suka. 2004. MUSIK : antara Kritik dan Apresiasi. Jakarta : KOMPAS Press.
Kusumawati, Heni. 2004. Komposisi Dasar. Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Wicaksono, H.Y. 2004. Praktik Individual Mayor I Gitar. Yogyakarta : Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta.
Jogjaningrum, Drijastuti. 2004. Rancangan Vokal Dasar. Yogyakarta :Fakultas Bahasa dan Seni.
Kartono, Ario. 2005. Berkreasi Seni. Bandung : Ganeca Exact.
Ali, Matius. 2006. Seni Musik SMA untuk kelas XI dan XII. Jakarta : ESIS Erlangga.
Kristianto, Jubing. 2005.Gitarpedia: Buku Pintar Gitaris. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka.
Rangkuti, RE. 2006. Cinta Tanah Air, Mengenal Lagu Wajib & Nasional . Jakarta : Refira.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar