media komunikasi dan informasi

Selasa, 06 Maret 2012

PENDAHULUAN HALUSINASI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Di era globalisasi ini seringkali kita jumpai masalah-masalah yang harus
kita hadapi, masalah tersebut bisa berasal dari faktor-faktor internal dan
eksternal. Tidak semua individu memiliki koping yang efektif, setiap individu
biasanya mempunyai cara sendiri untuk menyelesaikan masalahnya, tapi jika
ada sebagian manusia yang tidak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri
akan dapat mengakibatkan gangguan jiwa salah satunya adalah halusinasi.
Tidak dapat dipungkiri dengan adanya perkembangan zaman teknologi
semakin banyak masalah rumit yang timbul dan dampaknya sangat besar
berpengaruh terhadap jiwa seseorang yang tidak dapat mengantisipasi gejala
yang timbul.
Halusinasi adalah gangguan penyerapan atau persepsi panca indera tanpa
adanya rangsangan dari luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan
dimana terjadi pada saat kesadaran individu itu penuh dan baik. Maksudnya
rangsangan tersebut terjadi pada saat klien dapat menerima rangsangan dari
luar dan dari dalam diri individu. Dengan kata lain klien berespon terhadap
rangsangan yang tidak nyata, yang hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat
dibuktikan (Nasution, 2003). Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering
dari gangguan persepsi. Bentuk halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang
bising atau mendengung, tapi yang paling sering berupa kata-kata yang
tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya kalimat tadi
membicarakan mengenai keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan pada
pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar atau bicara dengan suara
halusinasi itu.
Schizophrenia merupakan penyakit otak yang sanggup merusak dan
menghancurkan emosi. Selain karena faktor genetik, penyakit ini juga bisa
muncul akibat tekanan tinggi di sekelilingnya. Menurut Hawari (2007), bahwa
jumlah penderita schizophrenia di Indonesia adalah tiga sampai lima per 1000
penduduk. Mayoritas penderita berada di kota besar, ini terkait dengan
tingginya stres yang muncul di daerah perkotaan.
Menurut Harnawati (2008), bahwa klien atau pasien dengan diagnosa
schizophrenia 70% mengalami harga diri rendah dan halusinasi, sedangkan
yang mengalami kerusakan komunikasi verbal 30%. Klien dengan Skizofrenia
mempunyai gejala utama penurunan persepsi sensori: Halusinasi. Jenis
halusinasi yang umum terjadi adalah halusinasi pendengaran dan penglihatan.
Gangguan halusinasi ini umumnya mengarah pada perilaku yang
membahayakan orang lain, klien sendiri dan lingkungan.
Terkait dengan hal tersebut di atas penulis merasa perlu untuk
melakukan asuhan keperawatan pada Sdr. D di Ruang Abimanyu RSJD
Surakarta, karena kasus pada klien jiwa dengan gangguan halusinasi
pendengaran cukup banyak terjadi, selain masalah halusinasi klien juga
mengalami permasalahan kejiwaan, seperti: menarik diri, harga diri rendah
kronis dan resiko tinggi perilaku kekerasan. Klien sudah mengalami gangguan
jiwa selama lebih kurang 3 bulan yang lalu.
B. Identifikasi masalah
Dalam identifikasi masalah ini, penulis mengidentifikasi permasalahan
yaitu tentang bagaimana menegakkan asuhan keperawatan pada klien dengan
masalah utama perubahan sensori persepsi: halusinasi pendengaran yang
meliputi pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan,
dan evaluasi.
C. Tujuan umum dan khusus
Tujuan Umum
Diharapkan setelah mempelajari dan menerapkan asuhan keperawatan
pada klien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta selama 1 bulan, penulis
mempunyai pengalaman dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan halusinasi pendengaran.
Tujuan Khususnya adalah :
1. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan halusinasi pendengaran.
2. Mampu menganalisa klien dengan halusinasi pendengaran.
3. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada klien halusinasi
pendengaran
4. Mampu melakukan intervensi keperawatan pada klien halusinasi
pendengaran.
5. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada klien halusinasi
pendengaran.
6. Mampu mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien halusinasi
pendengaran.
D. Manfaat
Manfaat penulisan adalah :
1. Bagi penulis sebagai wacana keilmuan dari asuhan keperawatan yang
diberikan.
2. Bagi Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta :
a. Hasil tugas akhir/asuhan keperawatan ini dapat dipakai sebagai bahan
masukan terhadap hasil penerapan asuhan keperawatan yang telah
diberikan.
b. Hasil tugas akhir/asuhan keperawatan ini dapat dijadikan sebagai salah
satu bahan acuan dalam menentukan kebijaksanaan operasional RSJD
Surakarta agar mutu pelayanan keperawatan dapat terus ditingkatkan.
c. Sebagai dampak lebih lanjut dapat menjaga kepercayaan pengguna
layanan kesehatan/keperawatan yang ada.
3. Bagi institusi lain yang menggunakan RSJD Surakarta sebagai lahan
praktek, hasil tugas akhir/asuhan keperawatan ini dapat dijadikan sebagai
pertimbangan dan masukan sehingga lebih mengetahui lebih banyak
tentang jenis pelayanan yang ada.
4. Bagi para pembaca maupun mahasiswa yang hasil tugas akhir ini dapat
dijadikan sebagai pengetahuan dan masukan dalam pengembangan ilmu
keperawatan dimasa yang akan datang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar