media komunikasi dan informasi

Jumat, 16 Desember 2011

7 Manfaat Kesehatan dari Buah Markisa



Tubuh kita sangat membutuhkan vitamin, karena vitamin tidak dihasilkan oleh tubuh, maka kita dapat memperolehnya dari buah-buahan. Buah-buah sangat baik untuk kesehatan. Passiflora edulis atau yang lebih dikenal dengan nama buah markisa adalah buah asli dari Amerika Selatan, biasanya kulit dari buah ini berwarna ungu gelap atau kuning cerah, dan rasanya unik dan menyegarkan.

Buah markisa sering dibuat sebagai jus atau sering ditambahkan pada minuman-minuman buah lainnya, untuk menambah rasa. Ada juga yang membuat selai dari buah markisa.  Sebenarnya, buah markisa mempunyai manfaat kesehatan yang banyak, maka pada artikel ini kita akan membahas manfaat kesehatan dari buah markisa.

Buah Markisa Kaya akan Serat: Buah markisa memiliki kandungan serat yang tinggi. Hal ini sangat bermanfaat bagi kesehatan pencernaan, saluran pencernaan dan usus menjadi bersih. Anda dapat memilih buah markisa sebagai salah satu sumber serat. Biji dari buah ini pun bisa dimakan karena mengandung serat. Buah markisa juga bisa dijadikan pencahar ringan.

Buah Markisa Kaya Antioksidan: Warna-warna kulit buah yang ungu serta warna daging yang berwarna oranye, menunjukkan bahwa buah ini kaya akan antioksidan. Antioksidan bertugas untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker dalam tubuh. Buah markisa memiliki air dan antioksidan yang larut dalam lemak. Salah satu antioksidan utama yang ditemukan dalam buah ini adalah beta-karoten.

Buah Markisa Sangat Baik bagi Penderita Asma: Bagi Anda penderita asma, markisa adalah buah yang sangat bergizi dan sehat yang dapat menenangkan serangan asma. Selain karena mengandung vitamin C, Markisa tampaknya memiliki efek memblokir histamin yang menyebabkan gejala asma.

Buah Markisa Memiliki Efek Relaksasi: Minum segelas jus markisa dingin dapat membantu anda mengendurkan saraf dan pikiran anda dan membuat perasaaan menjadi lebih tenang. Buahh ini sering dijadikan obat untuk masalah pencernaan dan penyakit lambung.

Buah Markisa Sangat Baik bagi Penderita Insomia: Buah Markisa memiliki efek mengantuk pada sistem saraf manusia sehingga membuat perasaan tenang dan membantu anda dalam merilekskan pirikan anda. Hal ini sangat membantu penderita insomnia atau mereka yang tidak bisa tidur nyenyak. Segelas jus markisa sebelum tidur bisa mungkin bisa anda minum sebelum tidur.

Buah Markisa adalah Sumber Nutrisi yang Baik: Seperti yang kita ketahui sebelumnya, buah markisa adalah sumber vitamin C yang baik, Satu porsi 100 g (3,5 ons) mengandung 30 mg vitamin C. Vitamin C meningkatkan kekebalan tubuh dan merupakan antioksidan. Satu porsi 100 g buah markisa mengandung 1275 IU vitamin A. Vitamin A meningkatkan kualitas penglihatan dan membantu dalam melawan infeksi, membuat kulit sehat bersinar dan membantu pertumbuhan sel. Buah markisa juga merupakan sumber kalium (348 mg dalam 100 g). Mineral ini memiliki efek yang menyehatkan pada jantung manusia dan membantu fungsi jantung, aliran dan tekanan darah dalam tubuh. Selain kalium, buah markisa juga mengandung zat besi, magnesium dan kalsium.

Buah Markisa sangat baik Dikonsumsi Orang yang Sedang Diet: Bagi orang yang sedang menjalani Diet, Buah-buah merupakan hal yang wajib dikonsumsi, dan markisa sangat baik untuk dikonsumsi. Hal ini dikarenakan markisa memiliki kalori yang rendah, hanya 97 kalori per 100 g! Buah markisa juga rendah sodium dan lemak. Markisa juga mengandung karbohidrat dan gula alami dalam jumlah yang baik. Nutrisi buah ini bekerja menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Kandungan serat yang tinggi pada buah ini membuat Anda kenyang, sehingga Anda tidak ingin makan makanan lain lagi.

Itu tadi manfaat-manfaat kesehatan yang bisa didapat dari buah markisa, Anda bisa memulai untuk mengkonsumsi buah markisa sebagai sumber nutrisi dengan cara mencampurkannya dengan bahan makanan lain atau mengkonsumsinya secara langsung.



Berikut adalah Resep Jus Markisa, Selamat Mencoba..
Bahan :
  • 300 gr buah markisa
  • 300 gr  wortel
  • 100 ml air es
  • 1 sdm sirup markisa
Cara membuat :
  1. Kupas buah markisa. Gunakan sarung tangan untuk memisahkan buah dan bijinya. Buang bijinya, lalu sisihkan
  2. masukkan wortel ke dalam juice extractor, lalu sisihkan airnya
  3. Campur markkisa, air es dan air wortel, dan tambahkan sirup. aduk-aduk
  4. Hidangkan saat masih dingin
Manfaat wortel :
  • Baik untuk kesehatan mata
  • Menurunkan kolestrol darah
  • Melancarkan saluran pencernaan dan mencegah konstipasi
  • Meningkatkan ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi
  • Sebagai antikanker
  • menjaga kesehatan hati
  • Menurunkan tekanan hati
  • Manfaat sawi putih :
  • Mengobati penyakit influenza
  • Mengobati rematik dan nyeri sedi
  • mengobati bisul dan luka memar
  • Mengobati gangguan pada saluran kencing
  • Mengobati diare dan gangguan pencernaan
Manfaat markisa :
  • Menghilangkan racun dalam darah
  • Menjaga kesehatan kulit dan mata
  • Membangun sistem kekbalan tubuh
  • Menjaga kesehatan hati dan ginjal
  • Mengatasi infeksi saluran kemih

Kamis, 15 Desember 2011

hakekat taqwa

HAKEKAT TAQWA

  1. Pemahaman Taqwa
Kata taqwa ( التَقْوَى ) berasal dari Wiqoyah ( الوِقَايَة ) yaitu kalimat yang menunjukkan penolakan terhadap sesuatu. Al-Wiqoyah berarti apa yang menghalangi sesuatu. (lihat LisanulArab: 15/403 dan Maqoyisul Lughoh: 6/131)
Maka, taqwa seorang hamba kepada Robbnya berarti menjadikan penghalang antara dia dengan apa yang ditakuti dari Robbnya berupa kemurkaan, kemarahan dan siksaanNya yaitu dengan cara menta'atiNya dan menjauhi maksiat kepadaNya. (lihat, Manhajul Anbiya' fii Tazkiyatin Nufus:28)
Hakekat taqwa adalah:
Beramal dengan menta'ati Alloh swt berdasarkan cahaya ilmu dari Alloh dalam rangka mengharap pahalaNya serta menjauhi maksiat kepadaNya berdasarkan cahaya dari Alloh tersebut karena takut siksaanNya.
Umar ra pernah bertanya kepada Ubay bin Ka'ab ra tentang taqwa. Maka Ubay bertanya (balik): pernahkah engkau menempuh jalan yang berduri? Umar menjawab: tentu. Ubay bertanya lagi: apa yang engkau lakukan? Umar menjawab: hati-hati dan sungguh-sungguh. Maka Ubay berkata: itulah taqwa.
  1. Taqwa dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Kata taqwa dalam Al-Qur'an terkadang disandarkan langsung dengan nama Alloh swt sesudahnya, diantaranya ialah:
1)      Alloh swt berfirman:
Artinya:"Dan bertakwalah kepada Alloh yang kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan. (QS. Al Maa-idah: 96).
2)      Alloh swt berfirman:
Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Alloh, Sesungguhnya Alloh Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. 059. Al Hasyr: 18).
3)      Alloh swt berfirman:
Artinya:"Dan bertakwalah kepada Alloh agar kamu beruntung". (QS. Al Baqarah: 189).
Apabila kata taqwa disandarkan langsung kepada Alloh, maka maksudnya adalah bertaqwa (takut) kepada murkaNya, karena dari situlah munculnya berbagai hukuman didunia maupun diakherat.
Kata taqwa terkadang pula disandarkan kepada tempat diberlakukannya siksaan Alloh swt yaitu neraka. Alloh berfirman:
Artinya:"Maka taqwalah (takutlah) kepada neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu. (QS. Al Baqarah: 24)
Dan terkadang disndarkan kepada waktu diperlakukannya siksaan Alloh yaitu pada hari qiyamat. Alloh swt berfirman:
Artinya:" Dan bertaqwalah (takutlah) dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula) tidak diterima syafa'at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka akan ditolong". (QS. Al Baqarah: 48)
Sedangkan didalam Sunnah, kata taqwa disandarkan pula pada hal-hal yang diharamkan:
1)      Rosululloh saw bersabda:
"Takutlah (bertaqwalah) kepada kedzoliman karena kedzoliman akan menjadi kegelapan pada hari qiyamat. Dan takutlah (taqwalah) kepada kekikiran, karena kekikiran telah membinasahkan orang-orang sbelum kalian sehingga membawa mereka menumpahkan darah dan merobek-robek kehormatan". (HR. Muslim: 16/134 Syarah An-Nawawi)
2)      Rosululloh saw bersabda kepada Mu'ad bin Jabal ketika diutus keYaman:
"Bertaqwalah (takut) kamu dari do'a orang yang didzolimi, karena antara dia dan Alloh tidak trdapat penghalang". (HR. Bukhori:3/357 fath Al-Bari dan Muslim:1/197 Syarah An-Nawawi)
  1. Sarana-Sarana Taqwa
Alloh swt telah menetapkan sarana-sarana untuk mencapai taqwa (tujuan tazkiyatun nufus). Semuanya dapat kita golongkan pada tiga kaidah:
a)      Kaidah meneliti seluruh syi'ar-syi'ar Islam.
Sesungguhnya Islam itu aqidah dan hukum-hukum yang tujuannya adalah taqwa atau tazkiyatun nufus agar manusia dapat istiqomah pada perintah Alloh baik secara individu, kelompok maupun masyarakat.
Tauhid merupakan pensucian bagi jiwa (tazkiyatun nufus). Karena dasar hikmah itu adalah mengenal Alloh swt , beribadah, dan takut kepadaNya untuk syirik kepada Alloh swt adalah noda hitam dalam jiwa.
Alloh swt berfirman:
Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis…". (QS. At Taubah: 28).
Seluruh ajaran Islam bertujuan mensucikan jiwa manusia dari kotoran-kotoran hati. Wudhu, mandi dan tayamum juga merupakan pensucian. Ketika Alloh swt berbicara tentang ketiganya, Alloh swt dalam akhir kalamNya berfirman:
Artinya:"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan sholat, Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub Maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, Maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Alloh tidak hendak menyulitkan kalian, tetapi dia hendak membersihkan kalian dan menyempurnakan nikmat-Nya bagi kallian, supaya kalian bersyukur. (QS. Al Maa-idah: 6).
Sholat merupakan pensucian jiwa dan anggota badan dari kekejian dan kemunkaran. Alloh swt berfirman:
Artinya:"Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar". (QS. Al 'Ankabuut:45).
Didalam sholat terdapat tiga (3) kondisi: ikhlas, khosyah (rasa takut) dan dzikir kepada Alloh swt. Ikhlas memerintahkan yang ma'ruf, khosyah melarang yang munkar dan dzikir kepada Alloh menjadikannya memiliki mata hati. Begitu pula zakat bertujuan mensucikan jiwa, Alloh swt berfirman:
Artinya:"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdo'alah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Alloh Maha mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. At Taubah: 103)
Dan begitulah seluruh ajaran Islam bertujuan mensucikan jiwa, jika kita mau meneliti ayat-ayat Al-Qur'an dan Hadits-Hadits Rosululloh saw, maka kita akan menemukannya.
Dengan demikian jelaslah bahwa jalan yang dapat mengarahkan kepada taqwa adalah ibadah, karena ibadah adalah:
"nama yang umum dan menyeluruh, yang mencakup perkataan dan perbuatan yang dicintai dan diridhoi Alloh swt".
b)      Kaidah mengenal sifat orang-orang taqwa yang sempurna dan orang-orang mukmin yang ikhlas.
Alloh swt berfirman:
Artinya:"Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung". (QS. Al Baqarah: 2-5).
Ayat yang menerangkan tentang sifat-sifat orang yang bertaqwa ini seluruhnya bertujuan pada pensucian jiwa.
c)      Kaidah mengenal hakekat wali.
Wali-wali Alloh swt adalah orang-orang mukmin yang bertaqwa. Alloh swt berfirman:
Artinya:"Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Alloh itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Yunus: 62).
  1. Rukun-Rukun Taqwa
Menurut ahlu sunnah wal jama'ah  suatu amal hanya diterima  dari orang –orang yang bertaqwa yaitu orang yang amalnya ikhlas karena Alloh swt dan sesuai dengan syari'at yang ditetapkan Rosululloh saw. Sebagian ulama' merumuskannya dengan dua point pokok:
1)      Tidak beribadah kecuali hanya  kepada Alloh swt.
2)      Tidak beribadah kepada Alloh kecuali dengan apa yang diperintahkan dan disyari'atkanNya melalui lisan RosulNya.
Ketentuan ini didasarkan  oleh dalil-dalil Al-Qur'an dan Hadits sebagai berikut:
Artinya:"Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang Sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, Maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). ia Berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Alloh Hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa". (QS. Al Maa-idah: 27)
Alloh swt berfirman:
Artinya:"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya dia menguji kalian, siapa di antara kalian yang lebih baik amalnya. dan dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun". (QS. Al Mulk: 2).
Dalam menafsirkan yang lebih baik amalnya (أَحْسَنُ عَمَلًا) Al-Fudhoil bin Iyad berkata: yaitu yang paling ikhlas dan paling benar, maka orang-orangpun bertanya: hai abu Ali, apa yang paling ikhlas dan yang paling benar itu? Beliau menjawab: sesungguhnya amal apabila ikhlas tetapi tidak benar, maka tidak diterima. Sampai amal itu benar-benar ihklas dan berada dijalan yang benar. Ikhlas adalah karena Alloh swt dan benar itu adalah sesuai Sunnah (tuntunan Rosululloh saw).
Dua syarat diatas ditambahkan dengan satu point penting lainnya yaitu:
3)      Ilmu
Yaitu mengetahui (ilmu) dua rukun diatas dan mengetahui hakekat taqwa itu sendiri serta hal-hal lainnya yang terkait.

CIRI-CIRI TAQWA :



1. Ingat dua perkara
2. Lupa dua perkara
3. Menyukai apa yang Allah suka
4. Membenci apa yang Allah benci

1.Ingat Dua Perkara
Pertama:
Kebaikan, jasa dan budi orang kepada kita perlu diingat selalu dan sekiranya berpeluang, maka eloklah disebut-sebut dan dibalas walaupun balasan itu tidak setimpal
Lebih-lebih lagilah kita perlu ingat dan mensyukuri segala nikmat dan limpah kurnia Allah SWT kepada kita yang tidak terhingga banyaknya.
Firman Allah SWT:
”Waamma bini’matihi rabbika fahaddith’.
Maksudnya:
”Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (sebagai tanda bersyukur).” (Adh Dhuha:11)
Ini supaya kita terasa terhutang budi dan berterima kasih kepada orang yang berbuat baik dan berjasa kepada kita.
Tentulah terhadap Allah, lebih-lebih lagi patut kita rasakan sedemikian. Memang patut kita taat dan bersyukur kepada Allah, dengan membuat amal kebajikan biarpun segala amalan itu tidak mungkin setimpal dengan kurniaan Allah.

Kedua:
Kesalahan kita kepada orang lain hendaklah sentiasa kita ingat dan kita minta maaf daripadanya. Ingat selalu tentang kesalahan diri agar kesalahan itu tidak diulangi. Rasa bersalah itu penting kerana rasa itulah yang mendorong kita meminta maaf.
Itu terhadap kesalahan kita terhadap sesama manusia. Lebih-lebih lagilah kita perlu ingat dosa-dosa dan kederhakaan kita kepada Allah. Kita iringi ingatan kepada dosa-dosa itu dengan bertaubat. Kekalkan rasa berdosa itu supaya kita terhindar dari terbuat dosa-dosa yang lain dan hati kita sentiasa takut dan berharap agar Allah ampunkan dosa kita.

2. Lupa Dua Perkara
Pertama:
Lupakan segala budi, jasa dan kebaikan kita kepada orang.Jangan diungkit-ungkit dan dikenang-kenang.
Kembalikan segala kebaikan yang kita buat itu kepada Allah. Rasakan seolah-olah kita tidak pernah berbuat baik kepada orang. Lebih-lebih lagi, kita kena lupakan segala amal ibadah yang telah kita buat kepada Allah. Jangan diungkit-ungkit atau dikenang-kenang.
Rasakan seolah-olah kita tidak beramal. Dengan itu moga-moga hati kita tidak dilintasi oleh rasa ujub, sum’ah atau riyak atau rasa diri baik dan mulia.
Kedua:
Lupakan kejahatan orang terhadap diri kita. Anggaplah seolah-olah tidak ada siapa yang bersalah dengan kita supaya tidak tercetus rasa marah atau dendam terhadap orang.
Lebih-lebih lagi hendaklah kita lupakan segala kesusahan dan ujian, musibah atau mala petaka yang Allah timpakan kepada kita seperti sakit, kematian, kerugian, kemalangan dan kegagalan.
Atau banjir, kemarau, ribut taufan, tsunami, wabak penyakit, kemeseletan ekonomi dan sebagainya. Supaya tidak tercetus perasaan tidak sabar dan tidak redha dengan ketentuan Allah.

3.Menyukai Apa Yang Allah Suka
Yakni kesukaan kita hendaklah selari dengan kesukaan Allah. Kita buat apa sahaja perbuatan dan amalan menurut apa yang disukai Allah. Ini mudah kalau apa sahaja yang Allah suka, kita pun suka.
Bukan soal sesuatu amalan itu kecil atau besar, fardhu, wajib atau sunat tetapi asalkan Allah suka, kita pun suka dan kita pun membuatnya.
Itu manifestasi dari cinta kita yang mendalam kepada Allah. Seseorang itu akan menyukai apa sahaja yang disukai oleh orang yang dicintainya.
Soal amalan fardhu, wajib atau sunat sudah tidak jadi pertimbangan. Semua amalan yang Allah suka akan kita buat. Ia bukan juga soal mendapat pahala atau fadhilat. Ia lebih kepada hasrat untuk menyatakan dan membuktikan cinta dan kehambaan kita kepada Tuhan.

4.Membenci Apa Yang Allah Benci
Yakni kebencian kita hendaklah selari dengan kebencian Allah. Kita tinggalkan apa sahaja perbuatan dan amalan menurut apa yang dibenci oleh Allah. Ini mudah kalau apa yang Allah benci, kita pun benci. Nafsu pasti mendorong untuk berbuat apa yang Allah benci kerana nafsu itu suka kepada apa yang Allah benci dan benci kepada apa yang Allah suka.
Tetapi fitrah tetap kuat dan teguh. Fitrah yang suci murni itu, wataknya berlawanan dengan watak nafsu. Ia suka kepada apa yang Allah suka dan benci kepada apa yang Allah SWT benci. Nafsu tidak dapat mengalahkannya kerana rasa bertuhan dan rasa kehambaannya yang mendalam.

Takwa dalam Al-Quran


Orang yang takwa dalam Al-Quran adalah manusia ideal, kekasih Tuhan. “Ketahuilah, sungguh para kekasihnya itu adalah orang-orang yang takwa” (Al-Anfal 8:34) Ibadat diwajibkan agar orang menjadi takwa. Derajat manusia ditentukan oleh ketakwaannya. Sebagian arifin berkata: Sesungguhnya kebaikan dunia dan akhirat dihimpunkan dalam satu kata- takwa. Karena itu, banyak ayat Al-Quran yang menjanjikan segala kebaikan “duniwai dan ukhrawi, lahir dan batin- untuk orang yang takwa. Sayyid Qasim Syubbar1, secara singkat mendaftar 12 keutamaan orang takwa:
  1. Pujian dan penghargaan dari Allah swt: Jika kamu bersabar dan bertakwa maka demikian itu termasuk perkara yang sangat menentukan (Ali Imran 3:186).
  2. Penjagaan dan pemeliharaan: Jika kamu bersabar dan bertakwa, tidak akan memperdayakan kamu tipuan mereka sedikit pun (Ali Imran 3:120).
  3. Bantuan dan pertolongan: Sesungguhnya Tuhan bersama orang-orang yang takwa (Al-Nahl 128).
  4. Jalan keluar dari segala kesulitan dan rezeki yang halal: Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, Allah jadikan baginya jalan keluar dan Allah beri dia rezeki dari tempat yang tidak terduga (Al-Thalaq 2,3)2.
  5. Memperbaiki amal: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlan ucapan yang benar. Nanti Allah memperbaiki amal-amal kamu (Al-Ahzab 33:70-71).
  6. Ampunan dosa: Setelah ayat di atas “dan mengampuni dosa-dosa kamu”
  7. Memperoleh dan memastikan kecintaan Allah: Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertakwa (Al-Tawbah 4,7).
  8. Amal-amal diterima: Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa (Al-Maidah 27).
  9. Kemuliaan dan ketinggian derajat: Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu adalah yang paling takwa (Al-Hujurat 13).
  10. Diberikan kabar gembira di dunia dan di akhirat: Orang-orang yang beriman dan keadaan mereka bertakwa. Bagi mereka kabar gembira dalam kehidupan dunia dan di akhirat (Yunus 63-64).
  11. Keselamatan dari neraka: Kemudian kami akanmenyelamatkan orang-orang yang bertakwa danmembiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut (Maryam 19:68).
  12. Kekekalan di surga: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan Allah dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa (Ali Imran 3:133).

Taqwa Sebagai Inti Keberagamaan

I. Takwa Dalam Perspektif Para Sufi
Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu dalam pandangan Allah, ialah yang paling takwa (Al Hujurat, 49:13)
Untuk memahami pesan-pesan takwa dalam Al Qur’an dan implikasinya dalam kehidupan, ada baiknya pada pendahuluan ini dikemukakan lebih dahulu beberapa pandangan para sufi tentang takwa. Pandangan ini dipilih karena dalam aspek-aspek kajian keislaman lainnya kita belum banyak menjumpai secara khusus pembahasan yang berkaitan dengan takwa.
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Said Al Khudry mengatakan bahwa seseorang pernah meminta nasehat kepada Rasulullah, lalu beliau mengatakan: “Engkau harus mempunyai ketakwaan kepada Allah, karena ketakwaan adalah kumpulan seluruh kebaikan. Engkau harus melaksanakan jihad, karena jihad adalah kerahiban kaum muslim. Dan engkau harus dzikir kepada Allah, karena dzikir adalah cahaya bagimu”. (HR. Abu Ya’la).
Taqwa merupakan kumpulan seluruh kebaikan, dan hakekatnya adalah “bahwa seseorang melindungi dirinya dari hukuman Tuhan dengan kepatuhan dan ketundukan kepada-Nya. Asal usul taqwa adalah menjaga diri dari syirik, kejahatan dan dosa, dan dari hal-hal yang syubhat, yaitu yang diragukan tentang halal dan haramnya.
Karena itu, Al Muhasibi (W. 243 H/857 M) mengatakan bahwa para sufi sepakat berpendapat bahwa kebahagiaan hamba di dunia dan akhirat tergantung pada nilai ketaqwaannya kapada Allah SWT., dan bukti utama ketaqwaan ialah bersikap wara’ terhadap larangan-larangan Allah, mematuhi perintahnya dan selalu menjaga kesucian hati dari segala yang tidak disukai-Nya. Yang dimaksud dengan wara’ oleh Ibrahim bin Adham (w. 161 H/777 M), ialah “meninggalkan segala sesuatu yang meragukan dari yang tidak berarti, meninggalkan yang diharamkan, yang makruh dan bahkan yang tidak diperlukan oleh agama”.
Menurut para sufi, menjaga diri dari yang syubhat merupakan kunci untuk pembuka pintu dan jalan yang akan mengantarkan kita kepada taqwa, sedangkan wara’ akan mengantarkan kita ke maqam (tingkatan) tertinggi taqwa. Betapa pentingya kehidupan wara’ untuk mencapai taqwa, ditegaskan oleh Nabi bahwa “seseorang tidak akan mencapai derajat ketakwaan sehingga dia meninggalkan apa yang tidak berdosa karena dikhawatirkan akan membawa kepada dosa” (HR. Turmidzi, Ibn Majah dan al Hakim).
Untuk merealisasikan kehidupan wara ini, Nabi sangat tegas memberikan pendidikan terhadap keluarganya “Pada suatu hari al Hasan bin Ali ra. Mengambil sebutir buah kurma di antara kurma sedekah, waktu itu al Hasan masih kecil, lalu Nabi SAW bersabda kepadanya: “Letakkan! Letakkan!”. (HR. Bukhari).
Baca entri selengkapnya »

pengertian TAQWA

Assalamualaikum wr wb
Saya pernah mendengar ceramah dari almarhum KH. Zainudin MZ, bahwa pengertian TAQWA itu adalah melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. huruf hija'iayahnya terdiri dari huruf (ط ق و ى )
huruf ط mewakili kata tawadhu'
huruf ق mewakili kata qana'ah
sedangkan yang belum sempat dijelaskan adalah huruf و dan ى
mohon jawabannya dari dua huruf tersebut di atas pak ustazd
Sekian Assalamualaikum wr wb.
sodap

Jawaban

Wa’alakumussalam Wr Wb
Kata “Taqwa” berasal dari kata “Wiqoyah” jika dikatakan waqoo asy Syai’i, waqyan, wiqoyatan dan waaqiyatan berarti Shoonahu atau menjaganya.
Ibnu Manzhur mengatakan bahwa huruf “Ta” pada kata “Taqwa” merupakan badal (pengganti) dari huruf “Waw” sedangkan huruf “Waw” merupakan badal (pengganti) dari huruf “Ya”. Didalam al Qur’an disebutkan :
وَآَتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ
Maknanya adalah balasan ketaqwaan mereka. Ada juga yang mengatakan maknanya adalah Allah telah menganugerahkan kepada mereka ketaqwaan. (Lisan al Arab 15/ 401)
Sementara itu ar Raghib al Asfahani mengatakan bahwa wiqoyah asy Syai’i adalah menjaga sesuatu dari segala yang bisa menyakiti atau mencelakakannya. Firman Allah swt :
فَوَقَاهُمُ اللَّهُ
Artinya : “Maka Allah memelihara mereka.” (QS. Al Insan : 11)
وَمَا لَهُمْ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَاقٍ
Artinya : “Dan tak ada bagi mereka seorang pelindungpun dari (azab) Allah.” (QS. Al Ahzab : 34)
قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا
Artinya : “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At Tharim : 6)
Kemudian ar Raghib mengatakan bahwa taqwa didalam definisi syariat bermakna menjaga diri terhadap hal-hal yang mengandung dosa, yaitu dengan meninggalkan apa-apa yang diharamkan dan hal itu disempurnakan dengan meninggalkan sebagaian yang mubah (dibolehkan) sebagaimana diriwayatkan, “Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram juga jelas. Dan barangsiapa yang menggembalakan (kambing) di sekitar daerah larangan maka dia bisa terjatuh didalamnya.”
Firman Allah swt :
فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (35)
Artinya : “Maka Barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al A’raf : 35)—(Mufrodat Ghaarib al Qur’an 1/531)
Dan apa yang disebutkan oleh KH. Zaenudin MZ—semoga Allah merahmatinya—tentang pengertian taqwa yang diambil dari huruf-huruf yang dikandungnya, yaitu huruf “Ta” (bukan “Tho”) adalah Tawadhu, huruf “Qaf” adalah Qona’ah, begitu pula terhadap huruf “Waw” dan “Ya” maka—Allahu A’lam—saya tidak mengetahui dari mana sumbernya.
Akan tetapi sebagaimana lazimnya didalam sebuah pendefinisian terhadap sesuatu didalam syariat (terminologi) maka para ulama mendasarkannya kepada makna bahasa (etimologi) bukan berdasarkan kepada huruf-huruf yang ada dikandungannya.

Dan jika kita merujuk kepada setiap kamus bahasa arab tentang kata “Taqwa” maka ia kembali kepada kata “Waqo, Wiqoyatan” yang berarti menjaga dan memelihara diri dari sesuatu yang ditakutinya.
Dan berbagai definisi para ulama tentang taqwa berada di seputar kata “takut” yaitu suatu perasaan (emosi) yang mendorong seseorang untuk melakukan pemeliharaan diri dari sesuatu yang bisa membahayakan atau menyakitinya.
Diantara pengertian taqwa yang diberikan para ulama—selain yang diungkapkan ar Raghib diatas—adalah :
Imam Ali bin Abi Thalib berkata,”Taqwa adalah takut kepada Yang Maha Perkasa, mengamalkan al Qur’an, qanaah dengan yang sedikit dan mempersiapkan hari perpindahan (dari dunia ke alam akherat).”
Sedangkan Ibnu Rajab berkata,”.. Taqwa seorang hamba kepada Allah adalah menjadikan antara dirinya dengan apa-apa ditakutinya dari Allah swt, seperti murka-Nya, kemarahan-Nya, siksa-Nya sebuah pemeliharaan yang melindunginya dari itu semua yaitu dengan mengerjakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan.”
Thalq bin Habib mengatakan,”Taqwa adalah beramal taat kepada Allah diatas nur dari Allah dengan mengharapkan pahala Allah serta meninggalkan maksiat terhadap Allah diatas nur dari Allah dengan perasaan takut terhadap adzab Allah.”
Wallahu A’lam

manfaat kelengkeng untuk kesehatan


g kesehatan
Manfaat kelengkeng Untuk Kesehatan


Selain enak dimakan ternyata lengkeng juga banyak mengandung khasiat obat.
Lengkeng (juga disebut kelengkeng, mata-kucing, atau longan, nama ilmiahnya adalah Dimocarpus longan, suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, adalah tanaman buah-buahan yang berasal dari daratan Asia Tenggara.
Deskripsi
Pohon lengkeng dapat mencapai tinggi 40 m dan diameter batangnya hingga sekitar 1 m.
Berdaun majemuk, dengan 2-4(-6) pasang anak daun, sebagian besar berbulu rapat pada bagian aksialnya. Tangkai daun 1-20 cm, tangkai anak daun 0,5-3,5 cm. Anak daun bulat memanjang, panjang lk. 1-5 kali lebarnya, bervariasi 3-45 × 1,5-20 cm, mengertas sampai menjangat, dengan bulu-bulu kempa terutama di sebalah bawah di dekat pertulangan daun.
Perbungaan umumnya di ujung (flos terminalis), 4-80 cm panjangnya, lebat dengan bulu-bulu kempa, bentuk payung menggarpu. Mahkota bunga lima helai, panjang hingga 6 mm.
Buah bulat, coklat kekuningan, hampir gundul; licin, berbutir-butir, berbintil kasar atau beronak, bergantung pada jenisnya. Daging buah (arilus)tipis berwarna putih dan agak bening. Pembungkus biji berwarna coklat kehitaman, mengkilat. Terkadang berbau agak keras.Buah lengkeng berbentuk bulat dengan ukuran kurang lebih sebesar kelereng. Buah ini bergerombol pada malainya. Kulit buahnya berwarna cokelat muda sampai kehitaman dengan permukaan agak berbintil-bintil. Daging buahnya berwarna putih bening clan berair. Rasanya sangat manis dengan aroma harum yang khas. Bijinya berbentuk bulat, terdiri dari dua keping, dan dilapisi kulit biji yang berwarna hitam. Daging bijinya sendiri berwarna putih, mengandung karbohidrat, sedikit minyak, dan saponin.
Manfaat Obat
Pada daging buah ini terdapat kandungan sukrosa, glukosa, protein, lemak, vitamin A, vitamin B, asam tartarik, dan senyawa-senyawa kimia tumbuhan (fitokimia) lainnya yang berguna bagi kesehatan. Kombinasi dari senyawa-senyawa fitokimia ini melahirkan berbagai khasiat, di antaranya mengedurkan saraf.
Makanya, di dalam literatur disebutkan lengkeng memberikan efek penenang dan berkhasiat mengatasi gelisah, susah tidur. Salah satu obat pengusir gelisah yang alami adalah lengkeng. Buah kecil berbentuk bulat yang berasal dari daratan Cina ini masih satu famili dengan rambutan dan leci. Lengkeng cukup disukai masyarakat di Indonesia, karena rasanya enak, manis dan menyegarkan. Banyak yang menyajikan buah ini sebagai hidangan pencuci mulut, atau dikonsumsi sebagai cemilan di kala ngobrol atau menonton televisi. ur, dan sulit konsentrasi.
Selain itu daging buah lengkeng juga bermanfaat menyehatkan jantung dan bisa mengobati jantung berdebar keras. Dalam buku terapi buah disebutkan buah lengkeng juga dapat memperkuat limpa, meningkatkan produksi darah merah, menambah nafsu makan, dan menambah tenaga, sehingga sangat baik dikonsumsi oleh orang-orang yang sedang dalam proses pemulihan stamina sehabis sakit.
Buah lengkeng berguna pula untuk menyehatkan usus dan memperbaiki proses penyerapan makanan, melancarkan buang air kecil, mengatasi cacingan, menyehatkan mata, mengobati sakit kepala, keputihan dan hernia.
Akar lengkeng berkhasiat sebagai peluruh kencing dan melancarkan sirkulasi darah. Daun berkhasiat sebagai antiradang dan peredam demam.
Adapun biji berguna untuk menghilangkan rasa sakit dan menghentikan pendarahan. Biji lengkeng ini juga dimanfaatkan sebagai bahan pembuat shampo pencuci rambut, karena mengandung senyawa saponin yang dapat menghasilkan busa dalam jumlah banyak.

Penggunaan Untuk Pengobatan
- Kecemasan (anxiety), amnesia, penurunan mental. Setiap hari minum satu sendok tonik lengkeng (gui yan gao). Adapun cara pembuatannya, ambil sebagai 500 gram buah lengkeng segar dan 500 gram gula pasir. Didihkan dalam air hingga menjadi kental.

- Badan lemah atau berat badan setelah sakit. Setiap hari, makanlah sebanyak 250 gram buah lengkeng segar. Buang kulit dan bijinya.

- Lemah dan kurang tenaga selama hamil. Minum tonik lengkeng 2 kali sehari, pagi dan malam hari, masing-masing sebanyak 1 sendok makan.

-Hilang nafsu makan, limpa lemah. Konsumsi sebanyak 60 gram buah lengkeng segar, buang kulit dan bijinya. Lakukan 2 kali sehari, pagi dan malam hari. Cara ini dapat pula mengatasi diare.

- Luka bakar.Ambil sedikit kulit atau cangkang lengkeng. Bakar sampai menjadi arang. Tumbuk halus dan campurkan dengan minyak tung (Aleuritis fordii) Bubuhkan pada bagian yang sakit.

- Luka luar yang tidak kunjung sembuh.Ambil sedikit cangkang atau biji lengkeng yang sudah kering, bakar hingga menjadi arang. Tumbuk sampai halus. Tambahkan minyak zaitun. Dan oleskan di daerah luka.
- Jari kaki gatal dan bernanah. Ambil beberapa biji lengkeng. Panggang di atas api. Tumbuk sampai halus. Sebarkan di bagian yang sakit.
By : tanpapena.blogspot.com (dari Berbagaisumber)